Fenomena Unik: WNI Hanya Berpuasa 1 Jam di Dekat Kutub Utara!
Trennusa - Pernahkah Anda membayangkan berpuasa hanya selama 1 jam? Fenomena menarik ini terjadi di Murmansk, sebuah kota di Rusia yang terletak dekat dengan Kutub Utara. Bagi sebagian besar umat Muslim di dunia, bulan Ramadan adalah momen penting untuk menjalani ibadah puasa selama seharian penuh. Namun, bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Murmansk, mereka hanya berpuasa selama satu jam saja karena fenomena alam yang unik.
Waktu Puasa yang Sangat Singkat di Murmansk
Murmansk berada dalam wilayah yang sangat dekat dengan Kutub Utara, di mana terjadi fenomena alam yang dikenal sebagai Malam Kutub. Selama musim dingin, kota ini mengalami kegelapan hampir sepanjang hari, bahkan matahari tidak terbit sama sekali selama sebulan penuh! Sebaliknya, pada musim panas, matahari hampir tidak pernah terbenam dan tetap bersinar hampir sepanjang waktu.
Selama bulan Ramadan, hal ini berdampak langsung pada waktu puasa umat Muslim yang tinggal di sana. Waktu antara fajar dan matahari terbenam hanya berlangsung sekitar satu jam. Dengan kata lain, mereka hanya perlu menahan lapar dan haus selama satu jam, yang jelas berbeda jauh dengan waktu puasa yang dijalani oleh umat Muslim di negara-negara lain dengan waktu puasa lebih panjang.
Fenomena Malam Kutub: Mengapa Bisa Terjadi?
Malam Kutub terjadi karena posisi geografis Murmansk yang berada sangat dekat dengan Kutub Utara. Selama beberapa bulan tertentu, kota ini mengalami fenomena Polaris di mana matahari tidak muncul sama sekali di atas cakrawala pada musim dingin. Sebaliknya, pada musim panas, fenomena Siang Kutub terjadi, yang menyebabkan matahari tidak terbenam selama beberapa pekan.
Selama Ramadan, umat Muslim di daerah ini mengikuti ketentuan waktu puasa yang ditetapkan oleh pemerintah setempat atau otoritas agama, meskipun waktu puasa mereka jauh lebih singkat dibandingkan dengan daerah lainnya.
Tantangan Berpuasa di Daerah Kutub
Bagi sebagian orang, berpuasa selama hanya satu jam bisa terdengar seperti sebuah keberuntungan. Namun, bagi umat Muslim di daerah tersebut, tantangan utama bukan hanya durasi puasa yang sangat singkat, tetapi juga perbedaan suhu ekstrem di luar ruangan, dengan temperatur di musim dingin yang bisa sangat rendah, sering kali mencapai suhu minus yang sangat ekstrem.
Di sisi lain, saat musim panas, suhu yang lebih hangat dan hampir tidak ada malam menjadi tantangan lain, karena waktu ibadah, seperti salat dan berbuka, menjadi lebih panjang.
Bagaimana Menyikapi Fenomena ini?
Bagi umat Muslim yang tinggal di daerah dengan fenomena Malam Kutub, mereka mengikuti kebijakan waktu puasa yang sudah disesuaikan oleh otoritas agama atau peraturan pemerintah setempat. Beberapa mengandalkan waktu puasa yang ditetapkan untuk daerah lain yang lebih "normal" dalam hal durasi siang dan malam, atau mengikuti waktu puasa kota yang lebih dekat dengan garis khatulistiwa.
Kesimpulan
Fenomena unik puasa satu jam ini menjadi bukti bahwa Ramadan dapat dipraktikkan di mana saja, meskipun kondisi alam yang berbeda. Murmansk, dengan fenomena Malam Kutub dan Siang Kutub, menunjukkan bagaimana umat Muslim beradaptasi dengan tantangan waktu dan cuaca ekstrim, namun tetap menjaga ibadah puasa dengan penuh pengertian dan kesabaran.

Posting Komentar